Kamis, 11 Agustus 2011

Bau Mulut – Masalah Yang Paling Sering Timbul Saat Puasa

• Salah satu masalah gigi dan mulut pada bulan puasa adalah bau mulut. Ada ratusan spesies bakteri tinggal di mulut kita, dan sebagian besar dari mereka mencerna protein sehingga menghasilkan senyawa yang mengandung belerang yang mudah menguap dan menimbulkan bau mulut
Sumber: PDGI Online
• Rongga mulut banyak sekali mengandung mikroorganisme. Bahkan satu mililiter saliva mengandung 200 juta organisme, yang terdiri atas 250 spesies berbeda.
Sumber: Buku Panduan Lengkap Kesehatan Gigi Keluarga
• Sel bakteri yang mati akan mengeluarkan komponen sulfur, sehingga menghasilkan bau yang tak sedap
• Bakteri plak dan sisa makanan biasanya akan terkumpul pada permukaan lidah. Permukaan lidah yang kasar akan memudahkan penumpukan bakteri terutama pada bagian retakan atau yang bercelah dalam. Pada daerah tersebut dapat dihasilkan komponen sulfur yang tinggi, sehingga menimbulkan bau mulut
• Bakteri plak hidupnya sangat bergantung pada makanan yang tersedia. Permukaan gigi yang kurang baik dalam pembersihannya, sangat mudah mengundang akumulasi bakteri dan akan menimbulkan reaksi bau mulut
• Bakteri sangat erat dengan timbulnya bau mulut. Bakteri jahat (pathogen) yang menghasilkan racun berjumlah sekitar 30% dari total bakteri di rongga mulut. Sedangkan bakteri baik (non pathogen), menghasilkan probiotik yang dapat menghilangkan bau tak sedap meskipun bakteri baik juga dapat menghasilkan sulfur yang mengakibatkan munculnya aroma tidak sedap. Dengan demikian, keseimbangan bakteri di rongga mulut diperlukan demi terjaganya kesehatan dan kesegaran mulut

Usir Nafas Tak Sedap

Cegah bau mulut dengan menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut.

BAU mulut adalah musuh nomor satu dalam pergaulan. Bau mulut atau halitosis merupakan salah satu jenis gangguan mulut yang paling banyak dikeluhkan. Separuh populasi penduduk Amerika Serikat mengaku mengalaminya. Di Perancis, gangguan ini dikeluhkan 50-60 persen penduduk sedangkan di Jepang angkanya 24 persen.
Di Indonesia? Tak ada data. Tapi, survei kesehatan rumah tangga Indonesia pada 2001 menemukan sekitar 90 persen penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut, yang sifatnya agresif kumulatif yaitu tidak dapat disembuhkan. Penyebabnya adalah rendahnya kesadaran penduduk Indonesia untuk menjaga kebersihan rongga mulut. Karena halitosis terutama disebabkan oleh buruknya kebersihan rongga mulut, maka diasumsikan angka penderita halitosis di Indonesia bisa sangat besar.
Bila kita tidak menyikat gigi dengan baik, maka sisa makanan yang tertinggal dapat merupakan tempat berkumpulnya bakteri penyebab bau mulut. Kumpulan dari bakteri dan sisa makanan ini disebut plak. Bakteri di dalam plak akan mengeluarkan gas yang mengandung sulfur penyebab bau mulut. Bakteri ini biasanya berkumpul di gigi yang rusak, gusi yang terinfeksi, sela-sela gigi, pada lidah dan pangkal lidah.
Dengan menjaga kebersihan rongga mulut dari timbunan plak maka hampir setiap bau mulut bisa diatasi. Bau mulut juga dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok atau bahkan merupakan tanda dari adanya penyakit lain pada anggota tubuh yang lain seperti sinusitis kronis, bronchitis kronis, diabetes, gangguan ginjal atau gangguan hati.
Salah satu perawatan praktis yang dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride dan mouthwash. Flouride merangsang remineralisasi email - bagian terluar dari gigi yang merupakan perisai bagi struktur gigi di bawahnya, sehingga gigi lebih kuat dan tidak mudah berlubang. Mouthwash membantu melawan bakteri penyebab bau mulut, sehingga aroma nafas kita akan tetap terjaga dan terasa lebih segar.

Penyebab Bau Mulut

1. Karena berkurangnya cairan (saliva/air ludah) pada mulut,mengakibatkan mulut menjadi kering. Berkurangnya saliva ini juga memperbanyak jumlah bakteri penyebab bau mulut. Kebersihan rongga mulut yang tidak baik dan adanya gigi berlubang atau penyakit gusi yang tidak diobati dapat memperparah kondisi ini.
2. Karena gangguan kesehatan, misalnya pada penderita maag akibat meningkatnya asam lambung, infeksi saluran pencernaan, infeksi gusi, menumpuknya karang/plak pada gigi.
3. Karena konsumsi makanan yang beraroma tajam
Jumlah Pengunjung: